IV Koto, Nagaripost – Peternak di Kabupaten Agam didorong memanfaatkan pakan alami secara optimal sebagai salah satu solusi menurunkan biaya produksi. Selain potensi pakan alami di Agam cukup besar, pengolahan pakannya dinilai juga tidak sulit.
Dorongan itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Agam, Afniwirman, saat membuka bimbingan teknis (Bimtek) Budidaya Ternak dan Pakan Alami di Aula Tabek Mandi Sikabu, Kototuo, Kecamatan IV Koto, Rabu (12/7). Bimtek yang berlangsung selama dua hari tersebut diikuti puluhan peternak dari berbagai kelompok ternak di Agam.
“Di sektor peternakan, kita terus mengupayakan bagaimana para peternak bisa mendapat keuntungan dalam budidaya ternaknya. Salah satu cara kita agar peternak meraup untung itu yakni dengan membantu mereka menurunkan biaya produksi,” kata Afniwirman.
Ia melanjutkan, biaya produksi bisa diturunkan dari segi penggunaan pakan. Saat ini kata dia, masih banyak peternak yang memanfaatkan pakan pabrikan yang tentunya membesar pengeluaran biaya produksi. Biaya ini bisa dikurangi dengan opsi memanfaatkan pakan alami.
Menurutnya, potensi pakan alami di Agam cukup mendukung untuk mensuplai komposisi dasar bahan pakan ternak. Potensi itu seperti rumput, sagu, jagung, dedak, dan dedaunan lainnya.
“Selama ini, peternak menanggap pakan alami itu hanya rumput. Padahal banyak yang lainnya, seperti jagung dan sagu. Ini bisa dijadikan pakan alternatif melalui proses fermentasi,” ucapnya.
Pakan alternatif itu imbuhnya lagi, di samping biayanya murah juga tahan lama sehingga bisa dilakukan penyimpanan. Dengan adanya pakan yang bisa disimpan, maka peternak tidak perlu repot lagi menghabiskan waktu tiap hari mencari rumput.
“Selain pakan alami, pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk bagi tanaman juga menguntungkan. Ini bisa menekan biaya pengeluaran peternak untuk kebutuhan pupuk anorganik bagi kesuburan tanamannya,” sebut dia.
Ia menambahkan, populasi ternak di Agam gambarannya masih terbilang bagus. Ini ditandai dengan jumlah pemotongan sapi kurban saat perayaan Idul Adha 1444 Hijriah lalu sebanyak 5 ribu ekor lebih kuotanya masih terpenuhi dengan stok sapi lokal.
Saat ini kata dia, peluang pengembangan ternak sapi di Agam masih terbuka lebar menyusul ketersedian pakan yang melimpah. Untuk memberi dukungan lebih dalam pengembangan sektor peternakan di daerah itu, pihaknya bahkan menambah areal pembibitan seluas 60 hektar di Nagari Pasialaweh, Palupuah.
“Kita berencana akan bentuk UPT peternakan di Pasialaweh dan sejauh ini progresnya berjalan baik. Para peternak bisa mengembangkan ternaknya di sini dengan sistem bagi hasil. Konsep pola kerjasamanya akan berpihak pada masyarakat,” tegasnya.
Terakhir ia mengimbau agar peternak di Agam tidak lagi memposisikan profesi beternak di level bawah. Menurutnya, jika digeluti dengan baik dan serius maka beternak akan jadi profesi yang sangat menguntungkan.
Diketahui, Bimtek tersebut terealisasi lewat dukungan dana pokir Anggota DPRD Agam Fraksi PBB, Hanura dan Berkarya, Noveri Edios. Turut hadir Kepala UPT Balai Pelaksana Penyuluh Pertanian (BP3) Agam, M. Tasrif Sartana.
Petugas Senior UPT Puskeswan Magek, Nurhasiswan Dt. Marajo Sati dan Pengawas Mutu Pakan Ahli Muda, BPTUHPT Padang Mangatas, Yoselanda Marta didapuk sebagai narasumber pada kegiatan itu. Masing-masing narasumber menjelaskan materi tentang manajemen peternakan sapi potong dan manajemen pakan sapi dan pakan penguat.